wirausaha online

27 Maret, 2009

6 Rasa Takut yang Paling Sering Dialami


Pada dasarnya manusia akan mengalami enam jenis ketakutan dalam hidupnya. Yang dimaksud rasa takut di sini bukan dalam arti takut akan hantu atau phobia tertentu, melainkan kekhawatiran seputar kebiasaan dan kondisi kita, baik yang diakibatkan oleh diri sendiri maupun oleh lingkungan. Apa saja jenis ketakutan atau kekhawatiran tersebut, dan bagaimana cara menenangkan diri atau menguranginya?


1. Takut kena PHK


Anda termasuk dalam kelompok orang yang akan di-PHK, atau seseorang yang dekat dengan posisi Anda mendadak dipecat.


Yang perlu dilakukan:

Cobalah untuk terus mengamati bagaimana kondisi keuangan perusahaan sehingga Anda dapat berjaga-jaga bila ada kemungkinan PHK, demikian menurut Barbara Gutek, Ph.D., profesor bidang perempuan dan kepemimpinan di Eller College of Management di University of Arizona, Tucson. Temui atasan Anda untuk mempelajari apa yang dapat Anda lakukan untuk mempertahankan posisi Anda. Diskusikan apakah ada proyek yang seharusnya Anda kerjakan, dan tanggung jawab apa yang bisa Anda kembangkan.

Bagaimana pun juga, selalu lebih baik untuk menatap ke depan, apakah itu berarti mempertimbangkan langkah Anda selanjutnya di perusahaan tersebut, atau merencanakan perubahan karir yang lebih luas, kata Robert Leahy, Ph.D., penulis buku The Worry Cure.


2. Takut tidak punya uang


Meskipun saat ini Anda memiliki pekerjaan yang cukup mapan di perusahaan yang cukup solid, Anda khawatir mendadak tidak mampu membayar tagihan-tagihan akibat sakit berat atau di-PHK. “Kadang-kadang orang mencari uang untuk memenuhi kebutuhan yang hilang akan cinta, kekuatan, atau keyakinan diri,” papar Edward Hallowell, M.D., penulis buku Worry.


Yang harus dilakukan:

Tindakan yang cerdas adalah membuat perencanaan pengeluaran dan mencatat pengeluaran yang telah dilakukan. Buat daftar berapa hutang Anda, dan berapa banyak yang sudah Anda tabung. Hal ini akan membuat Anda merasa terus diperingatkan mengenai kondisi keuangan Anda.Anda juga perlu berpikir apa yang disimbolkan oleh uang bagi Anda. Apakah uang mewakili rasa aman, kesuksesan, kebanggaan, atau moral? Hindari membandingkan kemampuan finansial Anda dengan orang-orang yang mempunyai lebih banyak uang. Hal ini justru akan memicu kekhawatiran Anda mengenai uang.


3. Takut tidak dapat melindungi anak Sebagai orangtua,


jelas Anda ingin melindungi anak dari hal-hal buruk yang Anda alami waktu kecil. Contohnya, perlakuan dari orangtua yang kurang menyenangkan, sakit, atau masalah di sekolah. Sayangnya Anda sulit menerima kenyataan bahwa Anda tidak dapat mengontrol segala sesuatu sesuai kehendak Anda.Yang perlu dilakukan: “Kekhawatiran atau kepedulian mungkin justru merupakan suatu tanda pengasuhan yang baik,” jelas Steven Taylor, Ph.D., penulis buku It’s Not All in Your Head.

Jika kekhawatiran Anda menyangkut masalah kesehatan, coba temui dokter anak yang Anda percayai. Bila anak mempunyai masalah di sekolah, pikirkan apakah ada tindakan yang dapat Anda lakukan untuk membantunya mengatasi situasi tersebut.

Apakah anak Anda butuh pendamping belajar? Apakah ia membutuhkan seorang terapis untuk menangani kesulitan mengenai pergaulannya?Namun pada akhirnya, menurut Robert Leahy, Anda mungkin harus belajar menerima ketidakpastian. “Sangat membantu bila Anda menyadari bahwa anak-anak itu sangat fleksibel. Mereka perlu belajar bagaimana saat terjatuh, dan bagaimana harus bangkit.”


4. Takut kekerasan yang terjadi dimana-mana


Hampir semua suratkabar dan stasiun TV menayangkan berita kekerasan atau kecelakaan setiap hari. Tak jarang peristiwanya terjadi di lingkungan rumah Anda, atau menimpa seseorang yang Anda kenal. Hal ini membuat Anda paranoid, misalnya takut naik pesawat terbang, atau takut naik kendaraan umum.


Yang perlu dilakukan:

Ambil waktu untuk mempertimbangkan peluang (bukan kemungkinan) seorang teroris akan menyerang di kota Anda, atau apa pun yang Anda khawatirkan akan terjadi. Menurut Jerilyn Ross, direktur Ross Center for Anxiety & Related Disorders di Washington, DC., “Jika Anda mampu membedakan antara fakta dan rasa takut, Anda akan mampu mengatasi kenyataan.”

Pikiran kita, lanjut Ross, sering terfokus pada risiko menakutkan yang digembar-gemborkan dalam berita. Karena itu, pelajari bagaimana mengantisipasi bila terjadi musibah. Tulis daftar hal-hal yang akan membuat rumah Anda aman, dan buat rencana mengatasi bencana. Setelah itu Anda akan lega karena sudah berbuat semaksimal mungkin untuk menghindarinya.


5. Takut terkena penyakit akibat gaya hidup kurang sehat


Setelah usia di atas 30 tahun, mendadak obrolan sesama teman tak jauh-jauh dari urusan penyakit, seperti darah tinggi, asam urat naik, diabetes, hingga kanker. Anda menyadari telah menganut pola makan yang kurang sehat, namun merasa tidak yakin apakah belum terlambat untuk mengubahnya.


Yang harus dilakukan:

Melakukan medical check up setiap dua tahun adalah tindakan yang baik. Anda dapat menyampaikan keluhan yang Anda rasakan kepada dokter, misalnya kenapa Anda sering merasa pusing. Kemudian, fokuslah pada hal-hal positif yang dapat Anda lakukan untuk diri Anda, seperti memperbaiki diet atau kebiasaan yang lain.

Setelah melakukan medical check up, dan ternyata hasilnya cukup baik, jangan keburu lega. Hal ini akan membuat Anda lengah dan mengendurkan kebiasaan baik Anda. Justru dari hasil check up tersebut Anda harus mulai menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.


6. Takut berpisah dari pasangan


Hubungan Anda dengan pasangan sudah berjalan lama, dan kadang-kadang diselingi dengan pertengkaran. Anda khawatir pasangan merasa bosan dengan Anda, atau mendadak punya selingkuhan. Yang lebih parah jika Anda pernah berada dalam lingkungan keluarga yang terpecah-belah, atau pernah dikhianati oleh pasangan.


Yang harus dilakukan:

Evaluasi hubungan Anda dengan bertanya pada diri Anda sendiri, seberapa sering Anda merasa frustrasi atau kecewa dengan pasangan, dan dalam situasi apa hal ini biasa terjadi. Bila perlu, tuliskan hal ini di kertas. “Dengan mencatat kekhawatiran Anda di atas kertas, Anda akan terbantu mengevaluasinya dengan pikiran yang lebih jernih,” ujar Susan Nolen-Hoeksema, Ph.D., penulis Women Who Think Too Much.


Pertimbangkan seberapa realistis kekhawatiran Anda, dan apakah Anda dapat memproyeksikan ketakutan Anda yang tidak ada hubungannya ke dalam hubungan. Kemudian carilah waktu untuk berbicara dengan pasangan, bersikap jujur, namun tidak berusaha mengkonfrontasi pasangan.Yang perlu dihindari adalah perubahan sikap Anda terhadap pasangan karena terlalu mencurigainya. Hal inilah yang justru akan menimbulkan konflik.

(kompas.com)

23 Maret, 2009

HARGA MUTIARA TURUN DRASTIS BRO...!



MATARAM, KOMPAS.com — Sekitar 20 perusahaan mutiara di Nusa Tengga Barat (NTB) gulung tikar akibat krisis global yang melanda dunia sekarang ini. "Sementara 20 perusahaan mutiara lainnya masih beroperasi, namun sangat kecil sehingga dikhawatirkan akan ikut gulung tikar," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB HM Ali Syahdan kepada wartawan di Mataram, Senin (23/3).

Perusahaan mutiara di NTB, kemungkinan juga di daerah lain, bangkrut karena saat ini tidak ada negara yang mau membeli mutiara, terutama Jepang. Dengan demikian, harga mutiara juga merosot tajam dari Rp 200.000 per gram kini menjadi Rp 50.000 per gram. Ini pun, katanya, masih belum laku.

Dikatakan, sebelum krisis global berapa pun produksi mutiara NTB langsung diekspor ke Jepang sehingga perusahaan kewalahan menerima pesanan. Saking mahalnya mutiara, perusahaan mutiara rata-rata enggan mengajarkan teknologi, terutama cara menyuntikkan mutiara, kepada masyarakat lokal.


NTB terkenal sebagai salah satu daerah penghasil mutiara. Namun karena harganya yang tinggi, konsumen pemakai mutiara bukanlah warga lokal, melainkan masyarakat luar negeri. "Lokasi budi daya mutiara di NTB sebelumnya dijadikan sebagai obyek wisata, terutama bagi wisatawan asing sekaligus diberikan teknik cara budi daya mutiara, dan wisatawan sangat senang," katanya. (www.kompas.com)

17 Maret, 2009

RAHASIA PANJANG UMUR ORANG JEPANG



Secara bergurau seorang teman mengungkapkan rahasia panjang umur orang Jepang. Katanya, di Jepang semua serba mahal, termasuk biaya penguburan ketika meninggal. Jadi orang Jepang mau menabung dulu yang banyak sampai berusia lanjut supaya bisa dikuburkan dengan layak. Saya tertawa mendengarnya. Pada suatu kesempatan, saya menanyakan kepada salah seorang professor saya tentang hal ini. Dengan sedikit menambahkan dari beberapa hal yang saya lihat sehari-hari, inilah rahasia panjang umur orang Jepang.

Pertama dari makanan. Orang Jepang makan dengan makanan yang bergizi dan higyenis. Tentu kita tahu orang Jepang juga suka memakan ikan mentah yang dicampur sedikit nasi (sushi) bahkan yang benar-benar ikan mentah saja (sashimi). Ikan mempunyai gizi yang tinggi serta rendah kalori. Contoh lain, makanan yang digoreng menggunakan minyak goreng seperti tempura akan dimasak dengan sangat kering dan garing sehingga seolah-olah minyak goreng tidak melekat di makanan tersebut.

Pada hampir setiap restoran besar di Jepang, akan bisa kita lihat jumlah kalori yang terdapat pada setiap menunya. Dengan demikian orang bisa mengatur asupan jumlah kalorinya. Makanan yang dimasak juga tidak akan dihidangkan sampai lebih dari satu hari. Di banyak supermarket, setiap malam biasanya diadakan potongan harga untuk makanan yang dimasak pagi harinya karena tidak akan dijual lagi untuk keesokan harinya. Semua makanan yang menggunakan bahan pengawet tercantum jelas kapan habis masa berlakunya. Dari sisi minuman, teh Jepang juga sangat terkenal akan khasiatnya. Dan orang Jepang tidak pernah minum yang dicampur dengan gula.

Faktor yang kedua adalah olah raga. Sedari kecil, warga Jepang terbiasa berolah raga. Di sekolah dasar, selain diberikan pelajaran olah raga, setiap tahun diadakan lomba olah raga bersama yang melibatkan semua muridnya tanpa terkecuali. Walaupun sifatnya lomba, namun lebih banyak ditekankan tentang kerja sama dalam kelompok, sehingga setiap murid dapat berpartisipasi. Lomba yang sama juga diadakan pada tingkat TK. Karena cinta berolah raga, walaupun sedang musim dingin dan bersalju, banyak orang yang tetap melakukan aktivitas olah raganya.
Ditunjang faktor transportasi umum yang nyaman, warga Jepang biasa berjalan kaki atau mengendarai sepeda setelah turun dari bus/kereta untuk menyambung perjalanannya. Karena kebiasaan ini, kalau kita bertanya jarak suatu tempat, biasanya tidak akan dijawab dengan dalam berapa meter atau satuan jarak, mereka akan menjawab “Kira-kira 10 menit berjalan kaki dari sini”. Di jalan umum, biasa terlihat orang tua yang masih gagah berjalan kaki. Tanpa disadari, hal ini juga merupakan olah raga yang ringan.

Faktor ini masih sangat jarang dilakukan oleh masyarakat kita. Bagi mereka yang memiliki kendaraan, akan naik kendaraan dari rumah sampai ke tujuan. Bagi yang berkendaraan umum, akan memaksakan diri untuk turun sampai tempat terdekat (bahkan bukan di tempat pemberhentian) setelah itu disambung menggunakan ojek/bajaj sampai di depan rumah. Sehingga tubuh kita tidak terbiasa untuk melakukan olah raga yang ringan.
Yang ketiga adalah peran pemerintah. Di setiap kota disediakan sarana olah raga yang memadai. Minimal ada lapangan luas serta gym yang dilengkapi dengan tempat fitness serta kolam renang. Masyarakat bisa menggunakan fasilitas ini dengan biaya yang relatif murah. Pemerintah juga mewajibkan setiap warga untuk mengikuti asuransi kesehatan nasional yang disesuaikan dengan penghasilan kita. Sehingga pada saat sakit, biaya pengobatan ditanggung oleh asuransi.

Cukup dengan menunjukkan kartu asuransi, masyarakat dapat langsung mendapatkan potongan harga di rumah sakit atau dokter manapun. Untuk anak di bawah usia tertentu serta orang lanjut usia di atas usia tertentu biayanya akan sangat murah, bahkan ada yang gratis. Khusus untuk orang yang sudah sangat lanjut usia, bahkan pemerintah menyediakan sarana penjemputan bagi mereka yang hendak memeriksakan diri ke dokter/rumah sakit.

Yang terakhir adalah menyediakan waktu untuk bersantai guna menghindari kejenuhan. Berbagai macam cara digunakan untuk relaks. Contohnya adalah dengan menekuni suatu hobby tertentu.Bisa dengan memelihara tanaman, memelihara bonsai, menekuni fotografi, belajar kaligrafi dan lain-lain. Di rumah juga tidak sedikit yang menanam tanaman atau pohon bonsai. Selain bisa untuk melepaskan diri dari kejenuhan sehari-hari juga untuk menambah teman / kenalan untuk berbagi rasa.

Contoh lainnya adalah menikmati keindahan alam. Sebagai negara empat musim, warga Jepang setiap tahun sering menikmati pergantian musim. Pada saat musim semi mereka berkumpul sambil duduk menikmati bunga sakura (hanami). pergi melihat sunset di musim panas, serta menikmati indahnya dedaunan di musim gugur. Foto ilustrasi di atas adalah seorang nenek berusia sekitar 90 tahunan yang berkursi roda diantar cucunya untuk menikmati keindahan bunga tulip di musim semi.

Walaupun sepertinya tidak ada hal yang baru dalam rahasia panjang umur ini, namun apabila dijalankan secara konsisten akan berdampak bagi kesehatan kita. Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat bagi kita semua.
By Nufransa Wirasakti (Kompasiana)

16 Maret, 2009

BISNIS TANPA MODAL

Perkembangan teknologi informasi khususnya dunia internet sekarang memberi kemudahan bagi setiap orang untuk melakukan kegiatan bisnis mulai dari bisnis tanpa modal http://www.usahaweb.com/idevaffiliate.php?id=1857 hingga bisnis menjual informasi. Populasi pengguna Internet yang kian bertambah menjadikan peluang bisnis di bidang ini cukup menggiurkan karena tidak di perlukan biaya promosi yang besar cukup hanya memiliki akses internet serta memiliki jejaring yang kuat di dunia maya maka segala keinginan untuk melakukan kegiatan bisnis dapat di lakukan di mana saja tanpa harus punya kantor dan perlengkapan meja kerja dan sebagainya.
Hal ini juga cukup menarik bagi Http://www.usahaweb.com untuk mengembangkan setiap formula bisnisnya di kalangan pengguna internet dewasa ini. termasuk mengembangkan bisnis tanpa modalnya.
Jadi tunggu apalagi segera klik http://www.usahaweb.com/idevaffiliate.php?id=1857 untuk bergabung dengan usahaweb dalam memulai bisnis tanpa modal ini dan selamat mencoba semoga sukses selalu dalam mengiringi langkah-langkah usaha anda.

11 Maret, 2009

Spirit Perubahan Rasulullah Muhammad


Siapakah orang yang berhak mendapat gelar raksasa sejarah di dunia ini: Will Durant menjawab dengan tegas dalam bukunya The Story of Civilization: dia adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad berhasil dengan gemilang meningkatkan kualitas rohaniah dan moral bangsa Arab yang terjerat begitu lama dalam kubangan peradaban jahiliah.

Hingga sekarang tak ada satu sosok pun yang sanggup menandingi kebesaran pengaruhnya dan dia lebih berhasil dari tokoh mana pun dalam hal membangun suatu peradaban di dunia ini. Apakah kebesaran Nabi ini merupakan pengaruh dari faktor genetik atau kelas sosial tertentu?

Nabi bukanlah turunan miliarder, jadi dalam membuat perubahan besar peradaban dunia tak mungkin mengandalkan kapital atau kekayaan. Nabi terlahir sebagai yatim piatu, masa kecilnya dilalui dengan keprihatinan. Kekuatan Nabi yang terampuh sejak kecil adalah kejujurannya sehingga mendapat sebutan Al-Amin, orang yang sangat dipercaya.

Energi Perubahan

Faktor utama yang mengakibatkan terjadinya hijrah Nabi Muhammad SAW beserta umat Islam lain dari Mekkah ke Madinah tak lain adalah demi menggerakkan energi perubahan. Umat Islam mengenalnya sebagai minadldlulumati ilannur, dari alam kegelapan menuju ke alam penuh cahaya.

Dari peradaban jahiliah menuju peradaban Islam yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan akhlak sebagai tolok ukur mulianya manusia. Di dalam Alquran Surat An-Nisa' ayat 75 yang mendasari proses terjadinya hijrah disebutkan bahwa yang menjadi misi utama perubahan adalah perjuangan untuk membela kaum lemah baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak.

Pada masa Islam prahijrah, elitenya bertindak zalim terhadap kaum lemah. Tidak saja kekejaman secara lisan, umat Islam kerap bahkan mendapat ancaman nyawa dari kaum kafir Quraisy. Rakyat kecil tak lagi mendapat perlindungan dan pertolongan. Mereka yang posisinya miskin justru malah semakin tertekan.

Karena itulah, kaum muslimin sudah tidak betah lagi tinggal di Mekkah karena kezaliman sudah mendominasi hampir seluruh sektor kehidupan. Kerusakan moral masyarakat sudah benar-benar merata, tidak saja elitenya, tetapi juga merambah warga kelas biasa sehingga masyarakat jahiliah sudah benar-benar rusak parah.

Karena itulah satu-satunya modal yang tersisa dari kaum muslimin yang masih di Mekkah waktu itu hanya doa. Mereka berdoa agar bisa keluar dari Mekkah yang tidak saja pemimpinnya yang zalim, melainkan juga rakyatnya. Fungsi pemimpin, yaitu melindungi rakyatnya dan menolong yang lemah, sudah benar-benar tidak berjalan alias macet.

Karena itulah, proses kebangkrutan peradaban jahiliah ini antara lain karena sudah memudarnya fungsi kepemimpinan dalam masyarakat yang melindungi dan menolong kaum lemah itu. Kepemimpinan hanya menjadi milik kaum bangsawan. Kepemimpinan akhirnya hanya menjadi instrumen untuk menghegemoni kaum lemah.

Belajar dari kasus jahiliah ini, maka layak untuk menjadi refleksi kita bangsa Indonesia saat ini. Apakah kepemimpinan nasional yang sekarang ini masih mempunyai fungsi untuk melindungi dan menolong kaum lemah itu? Jika fungsi kepemimpinan itu macet, bisa jadi bangsa ini akan terancam bangkrut. Mudah-mudahan tidak demikian.

Peduli dan Cinta

Kekuatan kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW yang lain adalah kepeduliannya terhadap sesama dan besarnya cinta beliau kepada umatnya. Ketika Rasulullah mulai membangun peradaban di Madinah, Rasulullah setiap pagi selalu berada di mihrab masjid untuk menerima dan menampung keluhan semua umatnya.

Kalau ada umatnya yang kekurangan, Rasulullah dengan tanggap segera mencarikan jalan keluarnya. Kalau ada umatnya yang kehabisan makanan pokok, pada pagi hari bakda salat zuhur, zakat umat Islam yang mulai terkumpul segera dibagikan. Mereka yang kekurangan itu pulang dengan membawa sembako sepulang menghadap Rasullah di hari itu.

Rasulullah juga pribadi yang sangat mencintai umatnya. Suatu ketika Abdullah al-Bajaliy datang ke majelis Rasulullah. Karena datang terlambat tempat sudah penuh. Dia lalu mencari-cari tempat duduk. Melihat perilaku Abdullah al-Bajaliy, Rasullah bergegas membuka gamisnya, lalu melipat gamis tersebut dan memberikannya kepada Abdullah. "Jadikan tikar gamis ini untuk tempat dudukmu," ujar Rasulullah.

Abdullah malah tak menjadikan gamis Rasul itu sebagai tempat duduk, dia malah mencium baju Rasulullah tersebut sambil berlinang air mata karena saking gembiranya. "Ya Rasul, semoga Allah memulaikanmu sebagaimana Anda telah memulaikan aku," ujar Abdullah.

Nabi pun bersabda: "Bila datang kepada kalian orang yang mulia dari suatu kaum, maka muliakanlah dia.

"Begitulah penggalan cerita Rasulullah yang patut untuk kita teladani hingga hari ini, ketika para pemimpin kita hari-hari ini hanya sibuk untuk mencari kemuliaan sendiri-sendiri dan tidak berusaha memuliakan orang lain. Bangsa dan negara ini yang masih diselimuti dengan krisis, insya Allah akan mendapatkan jalan keluar yang baik, jika kita mau dan mencoba untuk mengaplikasikan akhlak Rasullah SAW.

Wallahu a'lam Bishshawab.

(*)Dr KH A Hasyim Muzadi
Ketua Umum PBNU(sindo//jri)

05 Maret, 2009

"Apakah saya menikah dengan orang yang tepat"


Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah, "bagaimana saya tahu kalo saya menikah dengan orang yang tepat?

" Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk disebelahnya jadi saya menjawab "Ya.. tergantung. Apakah pria disebelah anda itu suami anda?

" Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!" "Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini.

" Inilah jawabanya...

SETIAP ikatan memiliki siklus.

Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta dengan pasangan anda. Telpon darinya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian sayangnya, dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang bersemangat begitu menyenangkan.

Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit. Jatuh cintamerupakan hal yang sangat alami dan pengalaman yang begitu spontan.Ngga perlu berbuat apapun. Makanya dikatakan "jatuh" cinta... Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta"

Bayangkan eksprisi tersebut! Seakan-akan anda sedang berdiritanpa melakukan apapun lalu tiba-tiba sesuatu datang dan terjadibegitu saja pada anda. Jatuh cinta itu mudah. Sesuatu yang pasif dan spontan.

Tapi... setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itu pun akan pudar.. Perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUAikatan. Perlahan tapi pasti.. telpon darinya menjadi hal yangmerepotkan, belaiannya ngga selalu diharapkan dan sikap-sikapnya yang bersemangat bukannya jadi hal yang manis tapi malah nambahin penat yang ada..

Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu, namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda, anda akan mendapati perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan, pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahanpada tahapan-tahapan selanjutnya.

Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?" mulai muncul,baik dari anda atau dari pasangan anda, atau darikeduanya.. Nah Lho!

Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta yang pernah terjadi.. Anda mungkin mulai berhasratmenyelami eforia-eforia cinta itu dengan orang lain. Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas... Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itu dan mencari pelampiasan diluar.

Berbagai macam cara, bentuk dan ukuran untuk pelampiasan ini, menginkari kesetiaan merupakan hal yang paling jelas. Sebagianorang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya, hobinya,pertemanannya, nonton TV sampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal-hal yang menyolok lainnya.

Tapi tau ngga?!

Bahwa jawaban atas dilema ini bukan ada diluar, justru jawaban ini hanya ada di dalam pernikahan itu sendiri.

Selingkuh?? Ya mungkin itu jawabannya Saya ngga mengatakan kalo anda ngga boleh ataupun ngga bisa selingkuh, Anda bisa!

Bisa saja ataupun boleh saja anda selingkuh dan pada saat itu anda akan merasa lebih baik, tapi itu bersifat temporer, dan setelahbeberapa tahun anda akan mengalami kondisi yang sama (seperti sebelumnya pada perkawinan anda).

Karena.. (pahamilah dengan seksama hal ini)

" KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG TEPAT,NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJAR MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN, DAN TERUS MENERUS..!"

Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan.Cinta NGGA AKAN PERNAH begitu saja terjadi...Kita ngga akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya.Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari..

Benar juga ungkapan "diperbudak cinta" Karena cinta itu BUTUH usaha, dan energi.

Dan yang palingpenting, cinta itu butuh sikap BIJAK Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar rumah tangga berjalan dengan baik.Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini.

Cinta bukanlah MISTERI

Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan ataupuntanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar.Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika (seperti gaya Grafitasi), dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya.

Sama halnya dengan diet yang tepat dan olahraga yang benar dapat membuat tubuh kita lebih kuat, beberapa kebiasaan dalam hubungan rumah tangga juga DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat. Ini merupakan reaksi sebab akibat. Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah kita bisa "MEMBUAT" cinta bukan "JATUH".

Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan sebuahDECISION, dan bukan cuma PERASAAN..!

(sebuah terjemahan bebas dari article "Did I Merry The Right Person?", dikutip dari milis tetangga)

Kasus Foto Bugil di IPDN



JAKARTA - Kasus foto bugil yang diduga dilakukan praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menjadi bentuk keprihatinan terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

Terlepas dari siapa yang mengedarkan foto syur itu, yang jelas perilaku praja asal Pupua yang tengah beradegan mesum ini tidak bisa diterima secara intelektual, logika dan estetika pendidikan.

Pakar pendidikan Dr Arief Rahman mengatakan, tindakan praja IPDN seperti ini bisa jadi dikarenakan adanya komponen pendidikan yang tidak berkembang sebagaimana mestinya."Dalam pendidikan ada lima komponen yang harus dibina pada anak-anak," kata Arief Rahman saat berbincang dengan okezone, via telepon, Kamis (5/3/2009).

Komponen pertama adalah spirutual, yakni kenyakian terhadap ajaran agama. Kedua, emosional yang berperan dalam mengembangkan kepribadian yang stabil dan terkendali. Ketiga, perkembangan intelektual untuk dapat berpikir secara rasional berdasarkan ilmu pengetahuan. Keempat, perkembangan sosial yang menentukan kemampuan dalam membangun interaksi dan kerja sama dengan lingkungannya. Kelima, perkembangan jasmani yang ditandai dengan pertumbuhan fisik yang sehat.Menurut Arief, apabila terjadi kasus yang menyimpang pada anak, itu menunjukkan adanya komponen pendidikan yang harus ditanamkan itu tidak berjalan baik. "Melihat kasus pelajar IPDN, lebih disebabkan tidak berkembangnya komponen spritualitas," ujarnya.

Komponen lain, yang harus diperhatikan dalam pendidikan anak adalah keseimbangan antara belahan otak kiri dan otak kanan. "Otak kiri berperan dalam kedisipilinan, sedangkan otak kanan mengembangkan kreativitas. Apabila terjadi ketidak seimbangan otak kiri dan kanan anak bisa jadi kreatif tapi dalam mengekpresikannya menjadi keliru karena menabrak etika dan moralitas seperti kasus praja IPDN," pungkasnya. (ful)
(okezone.com)

04 Maret, 2009

Israel Buat Situs Tentang Alquran


HAIFA - Setelah meluncurkan aplikasi Alquran untuk ponsel, kini beberapa professor dan siswanya dari Univeristas di Israel telah membuka situs yang berisi jawaban akan masalah kehidupan dalam prespektif Alquran.


Situs yang beralamat di www.Quranet.net, dikelola secara penuh oleh Profesor Israel dan muridnya. Situs yang mengusung tema Bridge Betwen Islam and the West tersebut diharapkan bisa menjadi jembatan antara Islam dengan dunia barat.


"Kami mencoba mentransformasikan Alquran dengn kehidupan yang modern ini. Pasalnya ayat dalam Alquran dapat memberikan jawaban tentang kehidupan," ujar Ofer Grosbrand, salah satu pengajar di Academic Arab College yang telah barafiliasi dengan Haifa University.Seperti yang dilaporkan CNN, Selasa (9/12/2008), situs ini nantinya diharapkan akan meluruskan segala informasi yang salah tentang Islam, khususnya tentang ajaran Islam Fundamentalis yang selalu membenarkan aksi teroris. Mereka ingin mengubah pandangan yang salah tentang Islam. DIharapkan masyarakat yang mengunjungi situs tersebut dapat menganggap Islam itu Indah.


"Situs ini ingin menjawab semua, khususnya yang berkaitan dengan psikologi yang selama ini salah ditafsirkan, baik oleh orang Arab, maupun dunia barat. Alquran itu datangnya dari Tuhan dan tidak ada yang dapat membantahnya," tambah Grosbrand.


Meski bertujuan mulia, media barat menuding situs ini memiliki agenda politik negara Israel. Pasalnya meski telah mempelajari Islam dan Alquran, namun semua pengelola di situs ini mendapatkan pelajaran tersebut dari Israel, bangsa yang selama ini mereka tuding telah melakukan penindasan.


Dalam situs tersebut terdapat beberapa nama tokoh Israel seperti Sheikh Musa Admani, sampai dengan Profesor Yuli Tamir yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan Israel. (srn)

(Okezone.com)

03 Maret, 2009

Pengakuan Seorang Ekonom Perusak

Inilah "pengakuan dosa" dan kesaksian seorang ekonom bayaran Amerika Serikat yang ditugasi untuk menciptakan ketergantungan ekonomi negara dunia ketiga dan terbelakang (less-developed countries) melalui politik utang kepada negara adikuasa. Membaca buku karya John Perkins--salah seorang economic hit man--ini seperti membaca novel thriller: memukau, provokatif, dan penuh dengan ketegangan batin sang penulis.

Pengalaman pribadinya sebagai ekonom perusak disajikan secara blak-blakan dan terus terang dalam buku ini. Ia menceritakan bagaimana profil seorang agen terselubung hasil rekrutmen National Security Agency (NSA), organisasi spionase Amerika yang paling sedikit diketahui tapi terbesar. Dia telah berkelana ke berbagai pelosok dunia, seperti Indonesia, Panama, Ekuador, Kolombia, Arab Saudi, Iran, dan negeri strategis lainnya.

Tugas utama Perkins sebagai economic hit man (EHM) adalah menerapkan kebijakan yang mempromosikan kepentingan corporatocracy (koalisi bisnis dan politik antara pemerintah, perbankan, dan korporasi) Amerika sambil menyatakan minat mereka untuk mengurangi derajat kemiskinan di negara dunia ketiga yang kaya akan sumber daya alamnya.

Perkins dan teman-temannya berperan sebagai agen spionase terselubung. Mereka membuat economics forecast untuk suatu negara klien corporatocracy (seperti telah dilakukan di Indonesia dalam proyek elektrifikasi Pulau Jawa sejak 1970-an) serta membantu penerapan skema ekonometrik yang akan mengucurkan dana jutaan dolar.

Perkins dalam bukunya ini memaparkan berbagai cara terselubung--ala kapitalis global yang rakus dan amoral--untuk mengendalikan sejumlah peristiwa dramatis dalam sejarah, seperti kejatuhan Shah Iran, kematian tragis Presiden Panama, Omar Torrijos, dan invasi militer Amerika ke Panama dan Irak. Buku Confessions of an Economic Hit Man--yang diperingatkan banyak kalangan agar tidak ditulis--mengemukakan pemahaman tentang sistem yang memacu globalisasi dan memicu kemiskinan jutaan umat manusia di seluruh dunia.

Para agen economic hit man adalah segelintir profesional berpenghasilan sangat tinggi yang mengecoh pemerintahan suatu negeri triliunan dolar. Mereka menyalurkan dana dari Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan organisasi bantuan lainnya menjadi dana korporasi raksasa.

Sarana mereka meliputi antara lain rekayasa laporan keuangan yang menyesatkan, praktek penyuapan, pemerasan, agen penggermoan (wanita dan seks), serta pembunuhan terencana yang keji. Para EHM seperti Perkins memainkan peranan yang telah menentukan dimensi baru dan mengerikan selama era globalisasi.

Para agen EHM ini bekerja berdasarkan pesan sponsor dari negara adikuasa yang berniat mewujudkan sebuah imperium global untuk melakukan penyesatan skema ekonometrik agar hasil forecast-nya memenuhi syarat untuk memperoleh dana bantuan yang lebih menyerupai utang yang menjerat dan mencekik negara penerima. Dana pinjaman yang begitu besar jumlahnya itu dikucurkan oleh negara kreditor--melalui agen EHM--dengan tujuan utama sebagai alat untuk mencengkeram negara bersangkutan.

Akhirnya, negara penerima utang itu menjadi target yang lunak ketika negara kreditor membutuhkan apa yang dikehendakinya, seperti pangkalan militer, suara di PBB, serta akses yang mudah untuk mengeksplorasi sumber daya alam (minyak bumi, gas, dan emas) yang dimiliki negara penerima utang.

Dana bantuan disalurkan melalui Chas. T. Main, Inc. (MAIN), sebuah perusahaan konsultan multinasional yang bertanggung jawab atas kajian untuk menentukan apakah Bank Dunia seyogianya memberikan pinjaman kepada suatu negara. Dana korporasi global ini juga disalurkan melalui perusahaan Amerika lainnya dalam proyek perekayasaan dan konstruksi. Perkins menyebut di antaranya perusahaan multinasional Bechtel, Halliburton, dan Stone & Webster.

Namun, tidak semua pemerintahan tunduk pada model corporatocracy yang dibangun para agen EHM ini. Menurut catatan Perkins, terdapat dua penguasa (elite politik) yang secara berani dan tegas menolak "perselingkuhan" bisnis dan politik dengan EHM ini. Mereka adalah Presiden Panama (Omar Torrijos) dan Presiden Ekuador (Jaime Roldos). Layaknya dalam dunia mafioso, para pembangkang seperti ini, menurut kepentingan corporatocracy, harus dieksekusi mati secara tragis pula. Keduanya tewas dalam suatu kecelakaan pesawat terbang (yang diledakkan dengan bom) dan tabrakan yang mengerikan.

Perkins secara jujur meyakini bahwa kematian mereka bukan kecelakaan biasa karena human error, tapi ada tangan terselubung dan sangat rahasia yang dimainkan CIA. Mereka "dihabisi" karena menentang keinginan dan fraternity dengan para pemimpin corporatocracy, pemerintah negara adikuasa, dan perbankan yang berkehendak membentuk imperium global.

Melalui buku Confessions of an Economic Hit Man ini, Perkins juga menyajikan sedikit kesannya ketika ditugaskan di Indonesia, sebuah negeri di Asia Tenggara yang disebutnya "di Timur yang eksotik" (halaman 22-56). Selama berada di Indonesia, ia telah berinteraksi dengan masyarakat marginal di Jakarta dan Bandung yang hidup di kawasan kumuh berumah kardus.

Penugasannya di Indonesia (pada 1970-an) itu untuk membuat rencana strategi energi (to create a master energy plan) di Pulau Jawa. Sebagai ekonom EHM, Perkins ditugasi untuk menghasilkan model ekonometrik bagi Indonesia. Di situlah saatnya para agen EHM memanipulasi data statistik untuk menghasilkan sebuah asumsi ekonomis demi memperkuat kesimpulan yang direkayasa oleh para analis bagi kepentingan corporatocracy.

Sebuah pertanyaan cerdas dan menggelitik muncul berkenaan dengan terbitnya buku Confessions of an Economic Hit Man ini: benarkah IMF pada masa krisis moneter di Indonesia (1997/1998) berperan ganda sebagai agen EHM bagi kepentingan corporatocracy?

Banyak pengamat dan analis ekonomi bersikap skeptis pada peran IMF dalam memulihkan perekonomian Indonesia. Di antara mereka itu bahkan menuduh IMF dan Bank Dunia sebagai dua lembaga finansial dunia yang justru membawa Indonesia memasuki jurang krisis yang lebih dalam lagi serta menciptakan ketergantungan yang sangat mengkhawatirkan.

SYAFRUDDIN AZHAR, PENGAMAT PERBUKUAN DAN EDITOR PADA PT ICHTIAR BARU VAN HOEVE, JAKARTA (dimuat di Koran Tempo Minggu, 30 Oktober)

Jauh Partai dari Islam


Umat Islam sangat meyakini bahwa Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin --rahmat bagi seluruh alam. Itu memang firman Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim. Umat Islam juga sangat meyakini bahwa segala yang penuh kasih dan penuh sayang datang hanya dari Tuhan. Lawannya adalah watak setan, yang amat lihai membujuk manusia hanya berbuat buruk.
Baik dan buruk, haq dan batil --seperti disuratkan dalam beberapa ayat suci --tak bisa disatukan, atau, dalam bahasa politik, dikompromikan. Celakanya, dalam konteks politik (sejauh yang dipahami banyak orang selama ini), yang terjadi bukan cuma koor menerima rahmat dari langit. Dinamika politik justru terjadi karena di dalamnya ada tawar-menawar, tarik-menarik, bahkan proses tindas-menindas berbagai kepentingan yang tidak terbatas pada baik atau buruk, suci atau najis, mutlak atau relatif.
Sering terjadi dalam kancah partai politik, keduanya “dipaksakan” berjalin-bekelindan. Orang-orang yang asyik berpolitik tidak lagi merasa terperangkap dalam stigmatisasi bahwa politik itu kotor. Mereka malah sudah meyakini tak ada laku politik yang tidak kotor. Padahal Islam menghendaki kemuliaan berdasar akhlakul karimah --akhlak mulia.
Beberapa berita media massa tentang sejumlah tokoh partai Islam yang melakukan korupsi belakangan ini, misalnya, menunjukkan “kesesatan” kalangan dalam partai Islam. Tindakan tidak terpuji itu bukan hanya menodai partai Islam, tapi lebih jauh lagi meruntuhkan bangunan sejarah politik Islam yang dengan berdarah-darah dibangun para pendahulu mereka lebih dari seabad lampau.
Buku yang ditulis Peneliti Utama di Pusat Penelitian Politik – Lembaga Penelitian Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P – LIPI), Dhurorudin Mashad, ini menelusuri secara mendalam, mencari sampai ke akar permasalahan yang jauh lebih kompleks ketimbang sekadar beberapa contoh “kesesatan” orang-orang partai Islam. Studi kepustakaan yang menguraikan betapa kompleks permasalahan partai Islam dari dalam ini semestinya dijadikan rujukan bagi telaah partai-partai Islam di Indonesia.
Pengantar yang ditulis Eep Saefulloh Fatah memberi perspektif lebih tajam, bahwa melihat dari dalam, mengoreksi diri dan introspeksi, menjadi keniscayaan jika partai-partai Islam benar-benar bertujuan membangun kesejahteraan umat di masa depan. Bukan kebetulan bila Dhurorudin dan Eep Saifulloh mencatat hipotesis politik yang hampir bermiripan.
Beberapa di antaranya adalah partai-partai Islam sibuk berurusan dengan kulit, tidak peka mengurusi isi, kerap menjadikan politik sebagai tujuan dan bukan politik sebagai alat, sangat pandai melihat kesalahan pada orang lain, kurang suka melakukan introspeksi, reaktif, terjebak pada mitos kekuatan mayoritas. Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan, tanpa amal yang bermanfaat, mayoritas itu ubahnya buih di lautan. Eep Saifulloh menyebutnya sebagai dominasi statistik bukanlah garansi bagi dominasi politik.
Memang diperlukan paradigma politik baru untuk menjawab fakta sejarah mengapa umat Islam di negeri muslim terbesar di dunia ini tak pernah menjadi umat dominan dalam politik. Sejak pemilu pertama, 1955, umpamanya, perolehan suara gabungan seluruh partai Islam (lima dari 29 partai politik dan golongan yang ikut pemilu) tak melampaui 45 persen suara. Dua partai besar yang kala itu mengibarkan bendera Islam --Masyumi dan Nahdhatul Ulama --disaingi hampir secara seimbang oleh dua kekuatan nasionalis (PNI) dan komunis (PKI).
Ketika zaman berganti, rezim Orde Baru muncul menggantikan Orde Lama dan PKI dibubarkan, peta kekuatan partai ikut berubah. Partai Islam tak ikut berubah; umat tetap menjadi mayoritas tanpa memegang dominasi politik. Jauh partai dari Islam, atau dalam bahasa Dhurorudin Mashad disebut “Fragmentasi politik Islam kontemporer (baca pasca-Orde Baru)” yang bagi generasi 1970-an malah dianggap semacam “keberkahan sejarah”.
Partai-partai Islam pelopor seperti Syarikat Islam (SI), Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), misalnya, terkubur menjadi masa lalu.
Sekarang, sementara kalangan Islam malah memanfaatkan kecerdasan politiknya untuk tetap berpolitik asal jangan dalam partai Islam, makin jauh jarak politik dari Islam.
Bukan anekdot bila orang partai sekarang mengatakan bahwa “golput” sudah lebih dulu meraih kemenangan sebelum pemilu berlangsung. Golput dalam praktek lebih canggih, bukan lagi golongan putih, melainkan “golongan pencari uang tunai.” Bagi konstituen, golput berarti “golongan penerima uang tunai”. Mau bilang apa kita ketika praktek semacam itu justru dilakukan orang-orang partai berasas Islam?
Akar konflik partai-partai Islam zaman dulu yang dimaksud Dhurorudin Mashad dalam buku ini terasa lebih “elegan” dibanding fakta-fakta memalukan pada masa reformasi. Elegan dalam pengertian menyangkut ideologi partai, yang menjadi alasan utama mengapa sebuah partai harus eksis. Bukan sekadar, misalnya, mencari kesempatan “dagang sapi” dalam partai Islam.
Jauh-jauh hari ketika pragmatisme partai Islam makin jauh dari kehendak mulia Islam yang menjadi rahmat bagi seisi alam, tiga dekade lalu Nurcholish Madjid menyerukan semboyan “Islam, yes! Partai Islam, no! yang gemanya jauh sampai ke masa sekarang. Di samping luka politik dan trauma sejarah yang menimpa Masyumi dan NU, misalnya, ada kewajiban yang lebih substantif bagi umat Islam ketimbang sekadar sibuk menghabiskan energi keimanan dalam partai politik. Meminjam bahasa sejarawan Kuntowijoyo yang lebih bijak: “Islam berdimensi banyak, partai Islam berdimensi tunggal.”
Kalimat sutera sejarah mengatakan sejarah adalah guru pengalaman yang jujur. Sejarah partai politik Islam di Indonesia --tak ubahnya partai politik non Islam --menyimpan berbagai peristiwa tragis: penuh konflik, intrik politik, yang justru bertentangan dengan praktik akhlakul karimah.
Nafsu berpolitik, meminjam bahasa Eep Saifulloh, telah menggiring orang partai kalangan Islam lebih asyik berkerumun ketimbang tekun menggalang barisan seperti disebutkan dalam QS As Shaf [61] : 4. “Kesenangan berkerumun inilah yang menjadi salah satu sebab pokok dari kegagalan dan kekalahan politik kalangan Islam di Indonesia selama ini,” tulis Eep Saefulloh dalam kata pengantar buku ini.
Terlalu banyak pertanyaan yang dibiarkan menggantung di awang-awang sepanjang perjalanan sejarah partai politik Islam sejak seabad lampau. Berbekal ketekunan seorang peneliti, Dhurorudin memang tidak berpretensi menjawabnya lewat buku yang boleh dikata terlalu tipis dibanding begitu banyak problem internal partai politik kalangan Islam ini.
Satu sumbangan penting hasil penelitian yang memotret sekian banyak problem internal partai politik kalangan Islam seperti diuraikan buku ini --identifikasi akar-akar konflik historis, bangunan struktural, maupun corak kulturalnya --suka atau tidak suka, menampilkan sisi tragis parpol Islam. Ia mati dan akhirnya dilupakan bukan karena faktor dari luar, melainkan oleh musuh-musuh dalam diri sendiri. Sebuah gambaran yang jauh --kalau tak boleh disebut kebalikannya --dari sekian banyak contoh perilaku Rasulullah SAW membangun Islam. Dustur Madinah (Konstitusi Madinah), umpamanya, sering dijadikan teladan bagaimana Nabi menjunjung tinggi etika Islam yang damai untuk semua kalangan, bukan mengutamakan nafsu kekuasaan demi kejayaan diri sendiri.
EH KARTANEGARA, pekerja media

Nagabonar Soal Sistem Negara, Jantan Tidak Betina Tidak...

TEMPO Interaktif, Jakarta: Seakan ingin menunjukkan kali ini ia tak berkelakar seperti perannya dalam film: Nagabonar. Ia, yang selama ini hanya hidup di layar perak, menyatakan siap maju dalam pemilihan presiden, Juli mendatang. "Jenderal Nagabonar" Deddy Mizwar menggandeng calon wakil presiden seorang jenderal beneran, Mayor Jenderal TNI Saurip Kadi, mantan Asisten Teritorial Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Saurip lulusan terbaik ketiga di Angkatan 1973, sekaligus pemegang pedang kehormatan Adhi Makayasa di angkatan itu tak lain dari Susilo Bambang Yudhoyono. Saurip Kadi, asal Brebes, Jawa Tengah, dikenal sebagai perwira reformis. Pada 1998, ia menjadi anggota Tim Penyusun Konsep Reformasi Internal TNI, yang dipimpin Letnan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun sikapnya yang terlalu progresif justru membuatnya kehilangan semua jabatan pada 2000, bersama (almarhum) Letnan Jenderal Agus Wirahadikusumah. Tujuh setengah tahun menganggur sebagai perwira tinggi. Jumat pekan lalu, Deddy-Saurip mendeklarasikan diri di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Tempo mewancarai Deddy di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur ketika berdiskusi dengan anggota tim suksesnya. “Sini, dengerin aja biar gue enggak repot. Nanti tinggal foto aja,” katanya sambil tertawa. Wawancara berlangsung persis pukul 00.00 dan berakhir pukul 03.00, Jumat pekan lalu. Deddy didampingi Saurip Kadi.

Apa yang membuat Anda mencalonkan diri sebagai presiden?
Kami terjun ke gelanggang lepas dari kepentingan kelompok dan golongan. Namanya memang tidak bisa lagi calon independen, harus melalui partai politik. Kami ingin menguji komitmen partai-partai politik yang saat ini belum memiliki calon presiden untuk kembali kepada fitrahnya sebagai manusia. Elite politik perlu secara tulus dan jujur memperbaiki keadaan bangsa ini.

Jadi, Anda tetap mengharapkan dukungan partai?
Saat ini banyak sekali partai kecil yang belum punya calon presiden. Kami tidak mau mendirikan partai seperti calon lain yang ingin jadi presiden. Untuk apa mendirikan partai kalau akhirnya membuat bingung? Justru kami ingin menggalang kekuatan, dan boleh dipastikan kami tidak akan membeli partai dengan uang. Kami membeli dengan konsep yang terukur dan komitmen. Jadi, kami siap bergabung dengan partai apa pun yang memiliki komitmen mengutamakan rakyat.

Banyak pesohor pernah mencoba menjadi presiden. Apa kelebihan Anda dibanding mereka?
Konsep. Saya bersama Mas Saurip, dengan gagasan-gagasannya, pengalaman-pengalamannya, pengetahuannya, akal sehatnya, mencoba merumuskan ke arah mana bangsa akan dibawa, dan yang penting: bagaimana caranya. Kita sudah harus meninggalkan budaya, slogan-slogan, yang meninabobokan selama ini. Kenyataannya jelas-jelas 40 juta warga Indonesia tetap di bawah garis kemiskinan. Nah, di pemilu ini, rakyat harus berani merevisi, mengoreksi keputusannya.

Anda kok jadi serius sekali?
Soal kayak gini harus serius. Tapi jangan dibikin berat, nanti stres.

Anda punya modal popularitas, tapi apa Anda punya kompetensi menjadi presiden?
Persyaratan yang baru Anda sebutkan tadi sekarang sudah dijalankan, tapi tidak menghasilkan apa-apa untuk menyejahterakan rakyat. Jadi, harus keluar dari kerangka berpikir itu. Out of the box. Presiden kan perlu kemampuan dan keterampilan politik, padahal Anda belum pernah berkecimpung di dunia politik? Pengetahuan politik itu kan segala substansi yang diciptakan manusia untuk mengubah kehidupannya jadi lebih baik? Belajar politik yang merusak dan penuh intrik tidak perlulah. Itu bisa merusak diri saya dan membuat banyak dosa. Ilmu politik kan pada awalnya diciptakan oleh orang-orang yang arif untuk membawa masyarakat kepada tatanan yang lebih baik.Tanpa pengalaman, bagaimana kalau nanti Anda diakali musuh politik atau menteri sendiri….Jangan berpikir begitulah. Berpikir yang baik, politik untuk kebaikan, bukan untuk mengakali. Paradigma tentang politik harus kita ubah. Politik itu bukan akal-akalan. Saya tidak mau mencemari diri saya. Pemimpin itu memegang teguh amanah, sidik, dan fatonah, sehingga bawahan pun tidak akan lain kecuali loyal.
Apa yang Anda maksud dengan mengutamakan rakyat?
Rakyat menjadi subyek. Kok, mendapat mandat dari rakyat, bukan ngurusin rakyat, malah ngurusin diri sendiri atau orang lain? Negara ini, yang begitu luar biasa sumber daya alam dan sumber daya manusianya, kok tidak bisa menyelesaikan masalahnya dalam waktu begitu lama? Pasti ada yang keliru. Kita harus melakukan perubahan secara mendasar. Kalau cuma tambal sulam, saya tidak yakin.

Bukankah hal itu sudah sering diucapkan calon presiden lain?
Kalau ada putra bangsa yang lebih baik secara konsep, akan kita dukung. Jika ada yang lebih baik, harus kita akui dia lebih baik. Tapi bagaimana mau menguji konsep calon-calon presiden kalau sekarang tidak ada calon lain? Hanya itu-itu saja. Keputusasaan rakyat akan memunculkan anarkisme, dan ini tidak kita inginkan.Sebutkan lima poin saja cara untuk menyejahterakan rakyat…. Kita perlu tatanan, agar output-nya tidak keliru. Kita mau model pembangunan ekonomi yang langsung bersentuhan dengan rakyat. Lalu reposisi TNI, kemudian penataan hukum, rule of law. Juga pendidikan, ini penting karena menciptakan budaya. Lalu jaminan sosial. Orang sejak lahir tidak tahu masa depannya, kan, pusing jadinya? Banyak hal, bukan hanya lima. Saya kira, untuk rinciannya, Mas Saurip akan jauh lebih jelas dan lebih baik daripada saya. Dihambatnya calon-calon yang mampu oleh mekanisme, itu yang tidak benar.

Kabinet seperti apa yang akan Anda bentuk untuk mengatasi krisis?
Saurip Kadi: Intinya, sistem kenegaraan itu harus diubah, dari model sekarang yang masih berkategori otoriter menjadi demokrasi. Tak hanya demokrasi untuk demokrasi, tapi demokrasi untuk kesejahteraan rakyat. Yang terpenting adalah bagaimana membentuk sistem negara ini menuju corporate state. Negara harus berperilaku seperti perusahaan sehingga sumber daya alam, apakah itu batu bara, emas, atau hasil tambang lain, tidak dinikmati oleh pemegang lisensi, tapi dinikmati oleh rakyat melalui perubahan model ekonomi, hukum, pertahanan, bahkan birokrasinya. Birokrasi harus service oriented. Begitu juga kabinetnya harus menjadi kabinet entrepreneur. Dalam sistem presidensial, harusnya yang membentuk kabinet adalah presiden pemenang pemilu. Kabinet yang dibentuk oleh partai atau koalisi partai hanya dikenal di dalam sistem parlementer. Kalau mau bekerja benar, kabinet harus benar dulu. Tidak ada di dunia ini, dalam sistem presidensial, ketua partai mesti menjadi calon presiden. Sistem bisa semrawut.
Deddy: Jantan tidak, betina tidak (tertawa).

Anda siap bersaing dengan calon presiden lain?
Kalau tidak bersaing, bukan demokrasi.

Bagaimana cara menarik simpati pemilih?
Itu nanti akan ditempuh dengan cara dan strategi serta teknik tersendiri.

Bagaimana meyakinkan orang bahwa Anda bukan calon presiden guyonan?
Tidak percaya juga tidak apa-apa. Kami tidak bisa memaksa orang percaya. Kepercayaan tumbuh kalau memang ada harapan. Apa harus memakai jas setiap hari, harus kelihatan pintar, ya, tidak juga. Rakyat menginginkan perubahan sistem. Di Filipina saja, ada ibu rumah tangga menjadi presiden. Cory Aquino apa pinter? Tapi dunia sudah membuktikan, kalau mau, bisa muncul perubahan.

Sudah ada partai yang mendukung?
Jangan tanya-tanya itu dulu….Anda harus mempersiapkan diri dalam waktu sempit, sementara calon presiden lain sudah lama melakukan persiapan…. Negeri ini merdeka tidak disiap-siapin juga. Muncul begitu saja waktu ada momentumnya. Jepang menyerah, Bung Karno diculik oleh pemuda, besoknya proklamasi. Ini kan berproses semua? Masak, kita masih harus menunggu orang lain?

Omong-omong, Anda akan meniru gaya kepemimpinan Nagabonar?
Nagabonar itu kan sebuah keresahan yang terekspresikan. Saat film itu dibuat kan terjadi keresahan masyarakat tentang proses penegakan hukum. Betapa sulitnya kita meninggalkan zona kenyamanan untuk sebuah penegakan hukum. Harus ada korban, minimal diri kita, yang biasa melanggar hukum, tiba-tiba patuh hukum. Kalau ingin membawa perubahan, kita harus mampu mengorbankan ego.

Deddy Mizwar
Lahir : Jakarta, 5 Maret 1955

Pendidikan
- SMP Negeri 10 Jakarta, 1970
- Sekolah Menengah Farmasi, 1974

Karir
- Pemain teater, 1967-1976
- Dinas Kesehatan Pemerintah DKI Jakarta, 1974-1976
- Aktor film, 1976-sekarang
- Sutradara dan produser, 1997-sekarang
- Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional, 2006-2009
- Berkali-kali menerima penghargaan sebagai pemeran pria terbaik dan pemeran pembantu pria terbaik dalam Festival Film Indonesia

02 Maret, 2009

Antara Harapan, Kemiskinan, dan Eksploitasi


Adakah hal seaneh seperti yang terjadi setiap Kamis Pahing malam Jumat Pon di Gunung Kemukus? Di kawasan bukit yang terletak di Sragen, Jawa Tengah, ini ada ratusan bahkan ribuan orang mencari keberuntungan dengan cara aneh, yaitu berhubungan seks dengan orang yang bukan pasangannya secara sukarela.

Suasana di kawasan ini pada saat-saat itu lebih mirip pasar malam. Kawasan yang pada hari-hari biasa umumnya temaram tiba-tiba menjadi benderang. Ada banyak warung jajanan, ada penjual pernik-pernik, penjual rokok dan kacang rebus hingga orang yang menyewakan bilik atau tikar secara jam-jaman untuk kepentingan short time.

Awalnya legenda

Apa hubungan antara keberuntungan dan syahwat? Awalnya adalah sebuah legenda tentang Oedipus Jawa pada zaman keruntuhan Majapahit akibat menguatnya kerajaan Islam di Jawa Tengah.

Ia seorang pemuda ganteng bernama Pangeran Samodro, putra Raja Brawijaya, penguasa Majapahit. Ia terlibat dalam cinta terlarang dengan ibu tirinya yang juga selir Brawijaya, Nyai Ontrowulan. Meski sudah agak tua, Nyai Ontrowulan masih terlihat sangat menawan.

Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke Demak Bintoro guna menikah. Namun, sesampai di tempat tujuan ada banyak duda kaya dan prajurit Demak yang jatuh hati kepada Nyai Ontrowulan. Mereka berupaya menggagalkan pernikahan keduanya.

Pangeran Samodro dan ibu tiri beserta para pengawalnya lantas memutuskan untuk lari ke selatan. Saat berada di Gunung Kemukus, Pangeran Samodro dan Nyai Ontrowulan tak bisa lagi menahan hasrat seksual mereka. Di bawah pohon nagasari, mereka melakukan hubungan seks layaknya suami-istri.

Dasar sial, pasukan Demak Bintoro berhasil menyusul. Keduanya dibunuh pada saat sedang berhubungan seks belum sampai pada puncaknya. Si pangeran dan ibu tirinya lantas dikubur dalam satu lubang. Konon, dalam lubang tempat terbunuhnya mereka itulah muncul sebuah sumber air jernih yang kini disebut sebagai Sendang Ontrowulan. Air sendang ini dipercaya memiliki multikhasiat dan bisa bikin orang awet muda.

Dalam legenda juga dikisahkan munculnya asap, disusul suara di atas makam Samodro dan Ontrowulan yang baru dikuburkan, ”Wahai manusia, barang siapa mau datang ke tempat ini dan bisa menyelesaikan hubungan seks layaknya suami-istri kami yang belum selesai ini tujuh kali, maka segala permintaan kalian akan dikabulkan oleh Dewa Bathara yang Maha Agung.”

Novel ini mengambil Gunung Kemukus sebagai setting cerita. Ada banyak tokoh dalam cerita ini. Ada Meilan, seorang wartawan keturunan China yang menggerutu saat mendapat penugasan untuk meliput Gunung Kemukus. Ada Sarmin, si pedagang bakso yang kalah wibawa dengan istrinya yang bermimpi kehidupannya bisa kembali seperti zaman sebelum ia nikah dan jualan baksonya kembali laris manis. Ada Badrun, juragan tembakau; ada Romo Drajad, seorang hombreng yang punya pengaruh kuat dan berpendapat bahwa fenomena Kemukus adalah sebuah revolusi kultural.

Ada juga tokoh Wati, istri Sarmin, yang terobsesi bisa kawin dengan si pak guru, Mas Bagus. Ada perempuan kelas menengah paruh baya Sri Wahyuni alias Yuyun yang mengikuti dorongan suaminya untuk ngalap berkah ke Kemukus. Ada Parti, seorang perempuan pelacur yang siap memangsa siapa saja lelaki yang baru pertama kali mencoba datang ngalap berkah.

Ada beberapa karakter tokoh antagonis yang kuat dalam novel ini, tetapi karakter yang paling kuat ada pada diri Wati. Istri Sarmin ini digambarkan sebagai perempuan yang menilai suaminya sebagai lembek, goblok, tak pandai menipu dalam menjalankan dagangan baksonya.

Ia terpaksa menikah dengan Sarmin hanya lantaran niatnya untuk menjebak Mas Bagus dengan mengajaknya berhubungan seks dan kemudian mengaku hamil ketahuan oleh orangtuanya. Ia selalu ragu-ragu antara ingin bercerai dan rasa takut bercerai dalam keadaan miskin.

Cara bertutur dalam novel ini betul-betul lancar. Gaya bahasa juga mengalir. Pada beberapa bagian, di mana si tokoh menjadi orang pertama, seperti halnya saat tokoh Wati ngedumel pada dirinya sendiri (hal 51-60), kita sepertinya diingatkan pada gaya Linus G Suryadi dalam Pengakuan Pariyem. Bedanya, Pariyem adalah seorang perempuan yang pasrah, nrimo, dan menikmati sekaligus memuja Den Bagus-nya. Kalau Wati adalah perempuan yang terobsesi bisa menikah dengan Mas Bagus, tetapi tak pernah kesampaian.

Pengetahuan pengarang yang lengkap mengenai sejumlah permasalahan sosial ikut membungkus buku ini dengan berbagai informasi, antara lain mengenai kehidupan warok dan per-gemblak-annya di Ponorogo dan mengenai penyair Wiji Thukul dan Romo Mangunwijaya. Juga cerita tentang hiruk-pikuk pembangunan Waduk Kedung Ombo. Keberpihakan pengarang pada wong cilik tampak jelas dalam novel itu. Demikian pula dengan pemberontakan terhadap kemapanan, yang tampaknya ditampilkan pengarang melalui tokoh Romo Drajad (hal 124-129).

Gambaran irasionalitas bangsa

Apa kaitan ritual Kemukus dengan kehidupan sehari-hari kita? Barangkali setelah membaca novel ini, kita memang perlu mencari jawabannya. Apalagi, cerita tentang pasangan Samodro dan Ontrowulan di Gunung Kemukus itu terjadi pada abad XIV. Artinya, umur legenda kini mencapai lebih dari 600 tahun.

Namun, fenomena Gunung Kemukus kalau kita lihat bukannya kian menyurut. Bahkan, pada malam 1 Suro 2007 jumlah orang yang datang ke Gunung Kemukus dilaporkan mencapai angka 10.000 orang. Pada malam 1 Suro 28 Desember 2008, angka ini dilaporkan jauh membengkak.

Di Kemukus upaya pencarian berkah, tirakat, penyucian diri perselingkuhan, pembersihan diri, kepuasan seksual, dan prostitusi telah campur aduk dengan kepentingan bisnis. Mulai dari bisnis ritual, bisnis esek-esek, hingga bisnis wisata yang mendatangkan masukan bagi kas pemerintah daerah.

Sebagai gambaran, setiap pengunjung Gunung Kemukus dikenai biaya retribusi sebesar Rp 4.000. Itu belum termasuk tarif parkir untuk kendaraan. Artinya, pada saat malam 1 Suro, di mana dilakukan acara membuka kelambu makam Pangeran Samodro, Pemerintah Kabupaten Sragen minimal akan mengantongi pemasukan pendapatan asli daerah sebesar 10.000 x Rp 4.000 atau sebesar Rp 40 juta. Itu hanya semalam.

Di Indonesia, fenomena orang mencari peruntungan juga bukan monopoli masyarakat kecil yang miskin dan nyaris putus asa. Fenomena Kemukus adalah bagian dari irasionalitas bangsa Indonesia yang sebagian masih meyakini bahwa ”laku” dan ”teknik menjalani kehidupan” jauh lebih penting daripada ilmu pengetahuan, manajemen, dan membangun sistem sosial yang lebih adil.

Pada faktanya kita masih kerap menjumpai ada banyak pejabat yang melakukan tetirah ke makam, pergi konsultasi atau mencari jimat ke dukun untuk mendapatkan atau mempertahankan kedudukan.

Untuk kalangan masyarakat bawah, ritual semacam Kemukus merupakan sarana hiburan sekaligus gambaran dari sebuah budaya perlawanan. Melalui ritual inilah nilai kebebasan untuk menikmati seks juga bisa mereka kecap, bukan hanya hak kaum laki-laki bangsawan saja.

Di Kemukus ini pula sebetulnya kaum perempuan bisa menemukan aktualisasi nilai-nilai jender di mana perempuan punya hak yang sama dengan lelaki, terutama untuk mendapatkan ”pasangan tidur” yang diminati. (Kompas.com)

-----------

Stanley Adi Prasetyo Anggota Komisioner Komnas HAM, Pemerhati Masalah Sosial Kemasyarakatan dan Penikmat Sastra
Klub Bisnis Internet Berorientasi Action