wirausaha online

11 Juni, 2010

BISNIS GOSIP


KETIKA berbagai media massa heboh seputar gosip selebritas dan foto porno, siapa paling diuntungkan? Pihak televisi dan bisnis pulsa telepon. Acara gosip di televisi selalu menuai iklan ratusan juta rupiah.

Seorang pakar telekomunikasi juga menceritakan, keuntungan bisnis provider pulsa sangat menggiurkan. Mirip pedagang narkoba yang omzetnya miliaran, tetapi legal. Tak mengherankan bila perusahaan pulsa paling gencar pasang iklan, baik di televisi maupun billboard yang biayanya ratusan juta, bahkan miliaran rupiah. Dari situ saja sudah tercium betapa menggiurkan keuntungan bisnis di bidang ini.

Ketika beredar foto porno dengan aktor selebritas melalui telepon seluler dan internet, peristiwa ini mendatangkan rezeki bagaikan durian runtuh. Semakin besar dan lama foto yang diunduh dan ditransfer, akan semakin mahal pula ongkosnya. Oleh karena itu, mungkin sekali di balik heboh beredarnya foto porno itu ada pihak yang tersenyum menikmati keuntungan berlipat-lipat.

Begitu pun pihak televisi, gosip kalangan selebritas selalu jadi dagangan yang laris, pemirsanya tinggi, peringkat naik, iklan pun berdatangan. Lalu, siapa yang paling dirugikan? Pertama adalah masyarakat yang jadi sasaran untuk menjadi pemirsa, pendengar, penampung, dan kolektor gosip serta berita tidak bermutu yang akan mengotori database penyimpanan memori.

Memori yang kotor akan berpengaruh pada pikiran dan perilaku seseorang. Jika hal itu menjadi suguhan tiap hari, lama-lama sensitivitas moral masyarakat akan tumpul. Perbuatan porno, pelecehan seksual, korupsi, dan penyimpangan lain akan disikapi sebagai hal biasa. Bahkan lama-lama dijadikan santapan yang mengasyikkan dan ditunggu.

Di sini pihak pengelola media massa ikut berdosa telah meracuni masyarakat. Kedua, lebih spesifik adalah anak-anak kita yang terkontaminasi mentalnya oleh berbagai suguhan yang begitu mudah diakses lewat telepon seluler. Ketiga, tugas orang tua menjadi semakin berat dalam mengawasi, mendampingi, dan mendidik putra-putrinya. Padahal, orang tua sudah sibuk bekerja mencari nafkah untuk keluarganya, sementara mental anak-anaknya dirusak oleh informasi dan tontonan yang merusak jiwanya.

Keempat, beberapa selebritas atau aktor yang gambarnya ditampilkan. Anda dapat membayangkan bagaimana suasana batin keluarga melihat anggota keluarga mereka menjadi tontonan masyarakat melalui internet dalam adegan yang sangat memalukan. Secara moral tentu saja pelakunya punya andil besar dan ini salah satu akibat dari perbuatannya. Namun ketika menjadi gambar hidup lalu beredar ke tengah masyarakat, yang jadi korban semakin luas.

Kita pantas heran dan bertanya, bukankah sudah berulang kali terjadi skandal peredaran foto porno yang mengundang kutukan masyarakat, tetapi masih juga ada orang-orang yang nekat berbuat serupa? Gejala apa ini? Apakah semua ini hanya rekayasa gambar sehingga sifatnya fitnah belaka? Namun, andaikan foto-foto itu otentik adanya, rasanya ada kelainan jiwa pada mereka yang melakukan itu.

Mungkin mereka punya imajinasi sangat bebas dan fantastis, tetapi lupa bahwa kita semua hidup dalam ranah sosial nyata, yang memiliki rambu-rambu berduri, sehingga kulit bisa luka dan berdarah kalau menabraknya. Hal itu pun telah terjadi pada beberapa figur selebritas. Lagi, seorang konsultan telekomunikasi pernah bercerita, Indonesia menduduki peringkat tertinggi setelah India dalam hal mengunduh (download) gambar-gambar seks dan porno melalui internet.

Melalui telepon seluler, lalu lintas pengiriman foto porno berlangsung tinggi dan pasti menguntungkan bagi pihak penyedia jasa pulsa. Sampai-sampai muncul kecurigaan, jangan-jangan ada tim kreatif dari pihak perusahaan yang sengaja melemparkan foto syur di internet semata untuk mendongkrak keuntungan jualan pulsa. Kerugian lain dari heboh gosip ini adalah masyarakat jadi terkecoh perhatiannya sehingga melupakan isu-isu kehidupan bernegara yang sangat strategis dan urgen.

Berbagai isu pemberantasan korupsi dan mafia hukum yang menggerogoti tubuh pemerintah dikalahkan oleh gosip. Mungkin saja sebentar lagi akan reda diganti oleh demam Piala Dunia. Namun, sampai kapan pun tema seks yang terjadi di kalangan selebritas memang selalu menarik masyarakat. Kepada teman-teman dan diri kita semua, mari belajar dari kesalahan dan kekhilafan orang lain. Terlalu mahal ongkos sosialnya baik bagi pelaku maupun masyarakat yang terkena virusnya.(*)

PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT
Rektor UIN Syarif Hidayatullah
sumber : www.okezone.com
Klub Bisnis Internet Berorientasi Action